
SEJARAH-Pertapaan Pringgondani berada di lereng Gunung Lawu, atau lebih tepatnya di Dusun Blumbang, Kalisoro, Tawangmangu. Di kalangan para pelaku spiritual, Pringgondani tidak hanya sekedar tempat keramat, namun juga tempat untuk menimba ilmu bathin.
Oleh sebab itu mereka yang datang ke Pertapaan
Pringgondani tidak hanya warga Masyarakat biasa saja, tetapi juga banyak para
pejabat hingga Presiden pernah berkunjung ke Pringgondani.
Terdapat beberapa tempat keramat di dalam kawasan
pertapaan diantaranya, sendang gedang, sendang panguripan, sendang manten, sendang
pringgosari, goa kebodanu, telaga wali dan sanggar pamelengan eyang kacanegara.
Masing masing tempat keramat ini
di jadikan tujuan laku prihatin para pelaku
ritual.
Sendang manten memiliki tujuh mata air pancuran
dipakai sebagai tempat untuk sesuci dan ruwatan. Air dari sendang manten juga
sering digunakan untuk siraman pasangan temanten saat menggelar hajad nikah.
Sendang Penguripan di yakini memiliki
kekuatan untuk menyembuhkan penyakit medis maupun non medis, namun semua itu
tergantung pada keyakinan seseorang masing masing. Begitu juga dengan sendang
gedang, sering di pakai untuk laku kungkum dan prihatin.
Dari sekian banyak tempat keramat yang di
sakralkan, tempat utama di dalam kawasan pertapaan Pringgondani adalah sanggar
pamelengan. Tempat ini menurut warga Masyarakat, merupakan tempat untuk berdoa
memohon ridho Tuhan agar hajad para pelaku ritual di kabulkan.
Konon di tempat inilah pepunden
Pringgondani yang bernama Eyang Panembahan
Kotjonagoro lenggah dalam
wujud sosok ghaib, sebagai leluhur warga desa yang ada di sekitar Pertapaan Pringgondani.
Menurut keterangan warga masyarakat sekitar,
Sanggar Pemelengan merupakan tempat pamoksan
Panembahan Kacanegara.
Di dalam sanggar pamelengan terdapat pesan sacral
agar tidak di langgar oleh para pelaku ritual. Bunyi pesan tersebut adalah ‘
Ora pareng nyalahgunakake asma dalem eyang kacanegara’, yang artinya tidak
boleh menyalahgunakan nama eyang kacanegara.
Pesan ini sebagai pengingat bagi siapapun
orangnya yang datang berkunjung ke Pertapaan Pringgondani agar jangan
menyimpang dari jalan Tuhan. Senantiasa menjaga diri dari kemusrikan dan
kesyirikan.
Terdapat beberapa versi cerita terkait
sejarah pertapaan Pringgondani. Sebagian Masyarakat mempercayai, Pringgodani merupakan
tempat terakhir Prabu Brawijaya sebelum ia muksa di Gunung Lawu
Sebagian orang juga mempercayai, Pringgondani
memiliki makna sanepa tempat untuk memperbaiki diri. Sedangkan nama Kotjonagoro
diartikan sebagai symbol perkacaan diri seseorang, mawas diri dalam mendekat
kepada Tuhan./ red